BSIP NTB GELAR BIMBINGAN TEKNIS DI PRAYA “DESA BUNUT BAOK”
#SobatTani, Dalam upaya mempercepat progres implementasi program ICARE di Nusa Tenggara Barat, dengan fokus pada peningkatan kapasitas penyuluh dan kelompok tani dalam budidaya jagung yang berstanda, BSIP NTB selenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) “Penerapan Standar Budidaya Jagung Mendukung Usaha Bisnis Korporasi Petani pada Program ICARE". Sasaran Bimtek kali ini berfokus di Kecamatan Praya merupakan salah satu lokasi terpilih kegiatan ICARE dari tiga kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah, dan Desa Bunut Baok menjadi bagian dari Desa di Kecamatan Praya yang menjadi bagian kegiatan ICARE.
Hadir pada kegiatan tersebut Koordinator Fungsional BSIP NTB, Kepala UPT Kecamatan Praya, serta Penyuluh dan Kelompok Tani Desa Bunut Bao yaitu (KT Sekunyit, KT Abian Tubuh, KT dewi Sri, dan KT Pade Angen)
Kepala UPT Kecamatan Praya dalam laporannya menyampaikan bahwa Kec Praya yang melaporkan dengan luas lahan baku sawah 3274 dengan potensi pengembangan jagung sebesar 3.204 Ha, namun baru 1044 Ha yang dimanfaatkan untuk tanaman jagung, dan Desa Bunut Baok merupakan lakasi pertama yang menerapkan budidaya jagung pada tahun 2013, dan saat ini jagung menjadi komoditas primadona bagi petani di Desa Bunut Baok. Melalui program bersama BSIP dan Bank Dunia, kita bisa meningkatkan pengembangan jagung dan hasil produksi, membuka peluang kerja, dan usaha. Beliau juga mengajak para peserta untuk berpartisipasi dan bergabung dengan koperasi untuk memperkuat ekonomi. “Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberdayakan masyarakat sekitar, terutama petani jagung yang tergabung dalam koperasi. Mari kita manfaatkan kesempatan ini dengan baik dan dapatkan ilmu yang bermanfaat untuk pengembangan usaha kedepannya”.
Dalam sambutannya Koordinator Fungsional BSIP NTB, Baiq Tri Ratna Erawati, SP., M.Sc, menjelaskan bahwa I Care merupakan kegiatan integrasi antara budidaya ayam dan jagung dalam bentuk kelompok tani, yang akan berkembang menjadi koperasi di masa depan. Tujuannya adalah agar koperasi dapat memberikan manfaat yang dirasakan oleh semua anggota seperti dalam berkelompok. Keterlibatan dalam koperasi, termasuk oleh PPL dan ketua kelompok tani, penting untuk saling berkoordinasi. Produk dari program ini adalah jagung dan ayam KUB (Kampung Unggul Baru). Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa BSIP akan mendampingi dalam penerapan standar budidaya jagung dan ayam KUB, dengan harapan meningkatkan produksi hingga 9 ton/ha untuk jagung dan begitu juga dengan ayam untuk menurunkan mortalisnya lebih renda. ”Hari ini akan dilakukan pelatihan tentang standar budidaya jagung oleh tim BSIP. Pastikan untuk mengikuti dengan seksama dan memperbaiki metode yang belum sesuai standar”.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi bimtek yaitu Standar Instrumen Budidaya Jagung Hibrida, Standar Instrumen Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman jagung, Sosialisasi Pengembangan Korporasi Pertanian dan Sosialisasi ESF pada standar budidaya jagung
Respon yang luar biasa dari para peserta terlihat dari beragam pertanyaan yang diajukan kepada narasumber, baik terkait materi teknis maupun aspek koperasi. Hal ini mencerminkan antusiasme dan minat yang tinggi dari para peserta dalam memperdalam pengetahuan mereka serta memastikan keberhasilan implementasi program.
Melaui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh guna mempercepat progres implementasi dan meningkatkan efektivitas program ICARE di NTB.